Burung Besi ituh Namanya Pesawat

Adalah kenangan kita, terakhir kita bertemu. Aku masih ingin mengajarkanmu bait-bait pancasila yang dulu begitu sulit bagiku juga mu. Jika kau melihatku..,yaa...lihatlah aku kini sayang, aku tumbuh menjadi wanita yang punya banyak impian dan harapan yang masih kuperjuangkan, kau tak perlu begitu mencemaskanku disini karena hari ini aku mampu mengafalkan pancasila tanpa harus melihat contekkan buku yang dibuat papa untuk kita berdua karena kini aku menjadi wanita yang pintar, kau tahu sayang....seharusnya kau masih disni, masih bersamaku menghabiskan sedikit waktu melihat burung besi yang dulu membuat kita berdua tak mengedipkan mata, berlari dibawah rindangnya kebun kelapa demi melihat hebatnya burung besi yang bisa terbang dilangit yang biru, sayang... setelah 19 tahun kau pergi kini baru ku tahu namanya adalah pesawat terbang bukan burung besi lagi de, aku sudah melihat bahkan berada didalamnya berulang kali..itu bukan barang istimewa lagi de, seharusnya kau disini menemaniku melakukan hal-hal yang dulu menurutmu tak mungkin, sayang...maafkanku tak banyak yang bisa kulakukan untukmu, tapi kini kau melihatku kan..? aku menjadi seorang perawat , dan aku mampu mengobatimu, mampu merawatmu bila kau sakit, aku tumbuh seperti yang dulu kita berdua harapkan meskipun tak menjadi seorang dokter, aku selalu berjanji menjadi lebih baik untuk cinta kita, untuk darah yang sama yang mengalir di nadi kita dan untuk yang terakhir kalinya aku melihatmu tak berdaya di selimuti kain kafan. Sayang, kau kini punya dua orang adik yang cerdas, akan kujaga mereka layaknya dirimu dulu, meskipun Kau hanya mampu kukenang, aku dan keluarga selalu merindukannmu disana, karena kau selalu hidup dihati kita. kita akan bertemu di tempat yang indah. Rinduku Untukmu, Ilove You....